ANALISIS STANDAR MENEJEMEN MUTU
Istilah
kualitas sering diucapkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun dalam
praktek, pengertian kualitas dapat beraneka ragam. Kualitas biasanya
dinilai dari penampilan unjuk kerja, atau pemenuhan terhadap
persyaratan. Suatu produk dikatakan berkualitas jika eksklusif, harganya
mahal, memiliki ketelitian lebih tinggi, lebih tahan lama, lebih kuat,
lebih menarik, atau lebih nyaman untuk digunakan. Kualitas dari sudut
pandang orang perorang tentu berbeda, demikian pula kualitas dari sudut
pandang konsumen dan produsen juga berbeda. Konsumen lebih berorientasi
terhadap kesesuaiannya dengan kebutuhan dan penggunaan, sementara
produsen lebih melihat pada kesesuaiannya dengan standar.
“Kualitas adalah derajat yang dicapai oleh karakteristik yang inheren dalam memenuhi persyaratan” (SNI 19-9000:2000).
Secara umum, kualitas barang dapat dilihat dari tiga dimensi utama berikut ini:
a.
Kinerja (performance, operation) Dimensi utama yang banyak
dipertimbangkan oleh konsumen adalah kinerja atau operasi produk.
Misalkan, apakah tinta pulpen dapat keluar secara baik, lancar dan tidak
luntur. Apakah kekuatan cahaya suatu lampu sesuai dengan spesifikasi
yang dinyatakan dalam labelnya.
b.
Keandalan (reliability, durability) Mencerminkan keandalan suatu
produk, yaitu kepercayaan atas kemampuan atau ketahanannya. Apakah suatu
disket komputer dapat menyimpan data dengan baik selama lima tahun,
misalnya untuk penggunaan normal.
c.
Kenampakan (appearance, features) Menunjukkan daya tarik suatu produk
yang membedakannya dengan produk lain secara sepintas. Kenampakan sangat
dipengaruhi oleh disain dan atribut lain dalam produk. Misalkan, radio
mobil yang memiliki remote control, telepon genggam yang juga mempunyai
fungsi kamera.
d.
Kesesuaian (conformance) Kesesuaian berhubungan dengan pemenuhan
terhadap spesifikasi atau standar ditentukan. Misalkan, apakah suatu
pipa PVC memiliki diameter sesuai dengan Standar Nasional Indonesia
(SNI) yang bersangkutan. Apakah suatu lampu swa ballast telah memenuhi
aspek safety seperti yang dipersayaratkan.
Terdapat
delapan prinsip manajemen kualitas yang merupakan dasar ISO 9000, yang
dapat digunakan oleh pimpinan puncak untuk memimpin organisasi ke arah
perbaikan kinerja, sebagai berikut : Fokus pada pelanggan,
Kepemimpinan, Pelibatan anggota, Pendekatan proses, Pendekatan sistem
pada manajemen, Perbaikan berkesinambungan, Pendekatan fakta pada
pengambilan keputusan, Hubungan yang saling menguntungkan dengan
pemasok.
Pada
prinsipnya ISO/TS-16949 sama dengan ISO-9001: sama sama berisi
persyaratan-persyaratan untuk membangun sistem manajemen mutu.
Persyaratannya-pun mengambil persyaratan ISO-9001 dengan tambahan
tambahan yang disisipkan didalamnya. Perbedaanya ada pada 'bentuk',
lingkup organisasi yang menjadi sasaran dan tingkat rincian persyaratan.
Dalam 'bentuk', ISO-9001 adalah 'standard' sedang ISO-TS/16949 adalah
'Technical Specification'. Perbedaan bentuk ini tidak berpengaruh pada
organisasi yang menerapkan tetapi berpengaruh pada proses penerbitan dan
peninjauan kedua dokumen tersebut yang menjadi urusan komite terkait
dalam 'International Organization for Standardization'
1.
Hasil analisa diketahui bahwa kecacatan yang sering terjadi dalam
jumlah belasan, namun pada tingkat kecacatan yang paling tinggi ada
beberapa faktor, penerapan ISO 16949 ini lebih fokus terhadap proses
produksi otomotif. Pada perakitan bolt hub tersebut, mempunyai standar
dalam pengerjaan sesuai dengan ISO 16949, instruksi pekerjaan masih
belum diperbaharui. ISO 16949 telah diterapkan sejak tahun 2009, namun
proses aktual di lapangan belum sesuai dengan ISO 16949. Tindakan
perbaikan dan pencegahan yang ada dibuat untuk menurunkan tingkat
kecacatan yang terjadi, sehinga proses perakitan akan lebih cepat dan
menghasilkan produk sesuai dengan target yang direncanakan. Perbaikan
terus menerus dilakukan dengan cara memantau sumber daya manusia,
material, mesin, metode dan lingkungan.
2.
Tingkat kecacatan yang terjadi sebagian besar terjadi karena faktor
manusia, perusahaan jarang memberi motivasi bagi karyawan yang baik
dalam pekerjaannya. Setiap tahun diganti operator baru, dan mengadakan
pelatihan kembali. Metode yang digunakan belum diperbaharui instruksi
kerja, serta operator belum paham dalam memasukan data ke computer.
Mesin-mesin yang belum dirawat sehingga tombol untuk menjalankan mesin
rusak saat perakitan berlangsung. Pemberian tempat yang rapi serta
lingkungan panas dan bising dirasakan oleh pekerja. Material yang
dipasok dari Perusahaan pemasok belum ada instruksi kerja yang dibuat
untuk pengecekan barang yang dipasok.