Senin, 19 Oktober 2015

recommended makanan di kawasan nargonda depok

Celebrity Kitchen, lezatnya Sop Durian dan Pancake

Merelaksasikan diri di tengah kepenatan rutinitas adalah sesuatu yang wajib untuk kamu Foodhunters. setelah seharian beraktifitas, tentunya kamu mau makan sesuatu yang enak dan bikin #NagihMakan banget. Malam ini Tim #NagihMakan sedang bersantap ria di Celebrity Kitchen. kalau kamu udah sering dengar nama Celebrity Pancake, pasti nama Celebrity Kitchen ini udah gak asing lagi.
Mbak Ussi, pemilik bisnis ini memulai bisnisnya dari Online Shop sejak tahun 2011. Awalnya ia menjual pancake durian saja. Mbak Ussi yang dahulu bekerja di stasiun tv swasta ini menawarkan kepada artis-artis untuk mencoba pancake durian buatannya,  dan ternyata para selebriti itu jatuh hati dengan pancake durian ini. Dari sinilah nama Celebrity Pancake berasal. Terus, karena banyak banget yang jatuh cinta, akhirnya bisnis ini berkembang pesat, di Pulau Jawa hingga luar Pulau Jawa, udah banyak banget gerai Celebrity Pancake. Gerai-gerai itu dibuka dengan sistem franchise. Percaya gak kalau di bulan pertama penjualan Mbak Ussi berhasil menjual 2.200 pancake? keren kan!.
Karena bisnis ini berhasil mendatangkan hasil yang menguntungkan, akhirnya di buka deh Sop Durian Durio Rio di Jl. Angin Mamiri Raya No.24 Depok 2 Tengah ( 100 meter dari Kantor Pos Depok 2 Tengah). Kemudian karena semakin laris, franchise Sop Durian ini dibuka. Disini kam bisa ngerasain gimana empuknya durian dicampur dengan es dan berbagai Topping sesuai pilihan kamu sendiri. duhh bikin #NagihMakan deh
Sop Durian Aneka Topping Rp 20.000

Pilihan Topping 

Karena makin hari bisnis mbak Ussi makin laris, Mbak Ussi yang hobi masak ini kepikiran untuk membuka sebuah outlet lagi yang menjual pancake, sop durian, serta makanan berat. Lokasi outlet di pinggir jalan Margonda menjadi pilihan yang tepat. Jadilah Outlet ini dinamakan Celebrity Kitchen. 
Gimana Foodhunters, udah puas belum sama ulasan diatas. dibawah ini adalah hal penting yang Harus kamu baca sebelum ke Celebrity Kitchen : 
Menu Favorit Yang Wajib Kamu Cobain : 
1. Nasi Goreng Tanpa Kecap
2. Ayam Goreng Lengkuas (ini dia yang paling laris. Ayam ini disertai kremes yang terbuat dari        parutan lengkuas. Biasanya orang yang makan ini, pasti nambah nasi, karena yang pertama kali    dihabiskan adalah Kremes dan nasi, terus baru ayamnya deh. pokoknya enak banget deh)
3. Nasi Goreng Teri
4. Jambal Roti
5. Sop Durian Original (varian sop durian yang paling laku)
6. Semua rasa pancake nya

Menu Sop Durian dan Pancake

Menu Pancake

Menu Makanan Besar

Alamat                        : Jalan Margonda Raya No. 27, Jawa Barat 16424 (samping Zoe Cafe & LIbrary)
Jam Operasional            : 11.00-21.00
Jam Ramai Pengunjung : 11.00-14.00

sumber : http://nagihmakan.blogspot.co.id/2014_10_01_archive.html

sejarah kerajaan demak




Sejarah Lengkap Kerajaan Demak –Berdirinya Kerajaan Demak dilatarbelakangi oleh melemahnya pemerintahan Kerajaan Majapahit atas daerah-daerah pesisir utara Jawa.Daerah-daerah pesisir seperti Tuban dan Cirebon sudah mendapat pengaruh Islam.Dukungan daerah-daerah yang juga merupakan jalur perdagangan yang kuat ini sangat berpengaruh bagi pendirian Demak sebagai kerajaan Islam yang merdeka dari Majapahit. Demak sebelumnya merupakan daerah yang dikenal dengan nama Bintoro atau Gelagahwangi yang merupakan daerah kadipaten di bawah kekuasaan Majapahit.Kadipaten Demak tersebut dikuasai oleh Raden Patah salah seorang keturunan Raja Brawijaya V (Bhre Kertabumi) raja Majapahit. Dengan berkembangnya Islam di Demak, maka Demak dapat berkembang sebagai kota dagang dan pusat penyebaran Islam di pulau Jawa. Hal ini dijadikan kesempatan bagi Demak untuk melepaskan diri dengan melakukan penyerangan terhadap Majapahit.
Setelah Majapahit hancur maka Demak berdiri sebagai kerajaan Islam pertama di pulau Jawa dengan rajanya yaitu Raden Patah.Kerajaan Demak secara geografis terletak di Jawa Tengah dengan pusat pemerintahannya di daerah Bintoro di muara sungai, yang dikelilingi oleh daerah rawa yang luas di perairan Laut Muria. (sekarang Laut Muria sudah merupakan dataran rendah yang dialiri sungai Lusi). Bintoro sebagai pusat kerajaan Demak terletak antara Bergola dan Jepara, di mana Bergola adalah pelabuhan yang penting pada masa berlangsungnya kerajaan Mataram (Wangsa Syailendra), sedangkan Jepara akhirnya berkembang sebagai pelabuhan yang penting bagi kerajaan Demak.
Kesultanan Demak atau Kesultanan Demak Bintara adalah kesultananIslam pertama di Jawa yang didirikan oleh Raden Patah pada tahun 1478. Kesultanan ini sebelumnya merupakan keadipatian (kadipaten) vazal dari kerajaan Majapahit, dan tercatat menjadi pelopor penyebaran agama Islam di pulau Jawa dan Indonesia pada umumnya. Kesultanan Demak tidak berumur panjang dan segera mengalami kemunduran karena terjadi perebutan kekuasaan di antara kerabat kerajaan.Pada tahun 1568, kekuasaan Kesultanan Demak beralih ke Kesultanan Pajang yang didirikan oleh Jaka Tingkir.Salah satu peninggalan bersejarah Kesultanan Demak ialah Mesjid Agung Demak, yang diperkirakan didirikan oleh para Walisongo. Lokasi ibukota Kesultanan Demak, yang pada masa itu masih dapat dilayari dari laut dan dinamakan Bintara, saat ini telah menjadi kotaDemak di Jawa Tengah. Pada masa sultan ke-4 ibukota dipindahkan ke Prawata (dibaca “Prawoto”).
Kisah berdirinya Kerajaan Demak mirip dengan kisah berdirinya Kerajaan Majapahit yang digantikannya. Babad Tanah Jawi mengkisahkan bahwa Raden Patah atas petunjuk Sunan Ampel membuka hutan di Glagah Wangi dan kota baru di Glagah Wangi itu lalu diberi nama Bintara. Ketika Prabu Brawijaya mengetahui bahwa sebenarnya Raden Patah adalah putranya sendiri dari selir putri Cina yang dihadiahkannya kepada Arya Damar, Adipati Palembang, kemudian Raden Patah diangkat sebagai adipati di Bintara tersebut dan sebagian bawahan Majapahit berkewajiban menghadap Sang Prabu setahun sekali di Istana Majapahit. Sejak saat itu nama Bintara diganti dengan Demak.
Kisah Babad Tanah Jawi tersebut pada dasarnya memberikan legitimasi historis, yuridis dan genealogis terhadap kedudukan Demak sebagai kerajaan Islam yang pertama di Jawa.Dua legitimasi yang pertama, historis dan yuridis, mencatat tiga hal yang pokok dari kisah Babad Tanah Jawi tersebut.Pertama, penebangan Hutan Glagah Wangi yang kemudian dinamai Bintara.Dalam masyarakat agraris rupanya penebangan, pembukaan dan pengusahaan hutan senantiasa dipandang sebagai awal sejarah suatu dinasti dan memberikan legalisasi suatu pemukiman.Pararaton mencatat pembukaan Hutan Tarik sebagai awal sejarah Dinasti dan Kerajaan Majapahit.Babad Tanah Jawi mencatat juga pembukaan Hutan Mentaok di Mataram di Mataram sebagai legalisasi hak pemukiman dan awal sejarah dari Dinasti Raja-raja Mataram.Kedua, legalisasi Bintara sebagai bagian wilayah Majapahit dengan kedudukan sebagai kadipaten.Raden Patah diangkat sebagai Adipati Bintara yang pertama. Dan yang ketiga, pengukuhan kedudukan dengan penganugerahan nama baru Demak bagi Bintara. Penelusuran Etimologi kata-kata bintara dan Demak kiranya dapat memperjelas legitimasi historis dan yuridis diatas.Orang yang pertama mempersoalkan etimologi tiponim Bintara adalah Sutjipto Wirjosuparto. Dengan agak ragu-ragu ia mengkaitkan nama Bintara dengan perkataan Bethara, salah satu gelar Dewa Siwa. Kaitan antara nama Bintara dengan bethara yang dalam mitologi Hindu dianggap bertakhta di Bukit keramat yang bernama Parwata (Himalaya) didasarkan adanya nama bukit Prawata di Grobogan. Di samping kurang meyakinkan, penjelasan ini rupanya kurang mendukung arah pemikiran kita.
Penjelasan Slamet Muljana ternyata lebih dekat dengan arah pembicaraan kita.Ia mengungkap bahwa “Bintara” berasal dari kata “abhyantara” dalam bahasa Jawa Kuno sebagai terdapat dalam Kakawin Ramayana atau pun Kakawin Negarakertagama. Ia mengartikan abhyantara dengan interior (dalam) atau halaman dalam istana atau istana itu sendiri. Perubahan arti dari istana menjadi negara kiranya mudah pula dipahami, karena istana raja biasanya ada di atau menjadi ibu kota suatu negara. Jadi pembukaan Hutan Glagah Wangi yang dalam kisah Babad Tanah Jawi diubah menjadi Bintara seharusnya diartikan sebagai pembukaan Hutan Glagah Wangi untuk kemudian diubah menjadi kota atau negara. Namun rupanya penulis Babad Tanah Jawi kuarang memahami bahasa Jawa Kuno, sehingga kata abhyantara yang kemudian berubah menjadi bintara dianggap sebagai perubahan nama dari Glagah Wangi menjadi bintara. Setelah Glagah Wangi menjadi kota atau negara kemudian kedudukannya diakui dan dianugerahkan oleh Prabu Brawijaya kepada Raden Patah dengan kedudukan sebagai adipati. Peristiwa historis dan yuridis ini dapat ditelusuri dari etimologi toponim Demak dalam kaitannya dengan kata bintara. Kata Demak bukan berasal dari kata Arab “dama” yang berarti air mata sebagaimana dikemukakan oleh Hamka, juga bukan berasal dari kata Arab “dhima” yang berarti rawa-rawa menurut pendapat Solichin Salam. Sedangkan menurut Slamet Muljana toponim Demak berasal dari kata Jawa Kuno asli Demak yang berarti anugerah atau pemberian.Kata Demak yang artinya anugerah atau pemberian ini dapat diketemukan dalam Kakawin Ramayana VI/8 dan Bhomakawya XI/5. Kakawin Ramayana misalnya, mencatat peristiwa pemberian anugerah oleh Rama kepada prajurit kera masing-masing sesuai dengan jasanya dengan kata-kata: “Wineh demak kapwa yatha kramanya”. Dalam hubungan ini maka pemberian nama Demak kepada kota atau negara baru di Glagah Wangi itu mengandung arti sebagai penganugerahan dan sekaligus pengukuhan Glagah Wangi sebagai kadipaten Majapahit. Demak berarti tanah yang dianugerahkan.
Dalam sejarah Jawa dari zaman Mataram Kuno sampai zaman Majapahit biasanya penganugerahan tanah semacam Demak itu disertai dengan suatu prasasti.Sebagian besar prasasti yang ditemukan di Jawa adalah prasasti penganugerahan tanah.Maka jika benar Raden Patah pernah menerima anugerah tanah Bintara dari Raja Majapahit Prabu Brawijaya, mestinya pemberian anugerah tanah itu disertai juga dengan prasasti sebagai pikukuh.Namun sampai sekarang prasasti pemberian anugerah tanah oleh Prabu Brawijaya kepada Raden Patah itu belum diketemukan.Boleh jadi prasasti itu telah hilang dan belum diketemukan kembali.Demikianlah penelusuran etimologi toponim kedua kata “Bintara” dan “Demak” telah memperkuat penjelasan Babad Tanah Jawi mengenai sejarah dan perkembangan kedudukan yuridis Kerajaan Demak. Legitimasi genealogis dengan jelas dinyatakan dalam Babad Tanah Jawi bahwa Raden Patah adalah putra sendiri Prabu Brawijaya dari selir putri Cina yang dihadiahkannya (tetriman) kepada Arya Damar, Adipati Palembang.Sesuai dengan pola umum historiografi dalam babad kontinuitas genealogis ini diperlukan agar dengan demikian peralihan kekuasaan dapat disahkan.Legitimasi genealogis ini bagi kerajaan Demak memiliki makna tersendiri, sebab peralihan kekuasaan tersebut tidak saja dalam politik namun menyangkut pula masalah agama.Kerajaan Demak yang telah menganut agama Baru Islam tetap dipandang sebagai pengganti dan penerus yang sah Kerajaan Majapahit. Peristiwa penganugerahan tanah Bintara dan pengangkatan Raden Patah sebagai Adipati Bintara serta penganugerahan nama baru Demak bagi negara baru itu dipandang sebagai saat berdirinya Kerajaan Islam Demak, Babad Demak memperingati berdirinya Kerajaan Demak itu dengan candrasengkala: “Geni mati siniraming janmi” atau 1403 Saka (1481 M). Sumber-sumber Portugis seperti Lopez de Castanheda, Joao de Barros dan Tome Pires tidak pernah menyinggung-nyinggung tahun berdirinya kerajaan Demak.Ini rupanya karena ketika Portugis datang ke Indonesia, Kerajaan Demak telah lama berdiri. Pada waktu Tome Pires berkunjung ke Jawa pada 1513 Raden Patah telah lama menjadi Raja Demak dan telah tampil sebagai tokoh yang cukup terkenal. Tome Pires menyebut Raden Patah dengan nama Rodin Senior, karena pada waktu itu Raden Patah telah mempunyai putra yang dicatatnya sebagai Rodin Junior. Boleh jadi yang disebutnya Kodin Junior itu adalah Raden Trenggana. Rupanya sebutan Rodin berasal dari Raden singkatan dari Raden Patah, yang dikira oleh Tome Pires sebagai nama diri atau nama pribadi. Demikianlah kiranya sumber-sumber Portugis tidak mengetahui bahwa Raden Patah sebagai pendiri Kerajaan Demak yang sebelumnya berupa hutan yang penuh rawa-rawa yang bernama Glagah Wangi. Dua puluh tahun kemudian, sekitar 1500-an, Raden Patah dengan terang-terangan memutuskan segala tali ikatannya dengan Majapahit yang sudah semakin tidak berdaya.Dengan bantuan daerah-daerah lainnya di Jawa Timur yang sudah Islam seperti Jepara, Tuban, dan Gresik.Raden Patah berhasil merobohkan Majapahit dan kemudian memindahkan semua benda upacara kerajaan dan pusaka-pusaka Majapahit ke Demak.Lagi-lagi hal ini dipergunakan untuk memberikan legalisasi kepada kerajaan Demak sebagai kelanjutan Kerajaan Majapahit tetapi dalam bentuk baru sebagai kerajaan Islam.Setelah Demak merdeka dan sebagai Kerajaan Islam merupakan satu-satunya penguasa di Jawa, maka Sunan Ampel menabalkan Raden Patah sebagai Sultan dengan gelar Sultan Alam Akbar al-Fatah.Dari gelar inilah kiranya maka raja pertama Demak ini dalam berbagai babad dikenal sebagai Raden Patah.Babad Tanah Jawi sendiri mencatat gelar Raden Patah sebagai Senapati Jimbun Ngabdurahman Panembahan Palembang Sayidin Panatagama.Sedang Serat Kandha mencatat gelar itu dengan lebih singkat ialah Panembahan Jimbun

sumber :  http://www.pustakasekolah.com/sejarah-lengkap-kerajaan-demak.html#_

definisi gotong-royong

 



Definisi Gotong Royong 

 Gotong royong dapat diartikan sebagai sesuatu sikap ataupun kegiatan yang ditakukan oleh anggota masyarakat secara kerjasama dan tolong menolong dalam menyelesaikan pekerjaan maupun masalah dengan sukarela tanpa adanya imbalan. Sikap gotong royong ini telah melekat pada diri masyarakat pedesaan dan merupakan kebiasaan turun temurun dari nenek moyang. Sikap gotong royong ini sangat berperan sekali untuk memperlancar pembangunan yang berguna bagi kesejahteraan masyarakat. Kegiatan gotong royong yang hidup, tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakat desa selama ini, perlu diarahkan dan dibina sedemikian rupa sehingga dapat menunjang pembangunan yang sedang dilaksanakan. Gotong royong dalam usaha meningkatkan produksi perlu digalakan dan hasilnya digunakan untuk pembangunan desa. Permasalahan yang ada sekarang ialah bagaimana cara memupuk kembali nilai-nilai gotong royong yang pernah hidup dengan kuatnya pada kehidupan masyarakat. Walaupun tidak berarti kita harus meampertahankan faktor pendorong adanya gotong royong tersebut. Gotong royong akan tetap hidup dikalangan masyarakat, tetapi berbeda latar belakangnya, bentuk dan sifat dari gotong royong itu sendiri perbedaan ini biasanya ditimbulkan oleh lingkungan masing-masing. Jadi sikap gotong royong dalam masyarakat yang melaksanakan pembangunan mengalami perubahan berbarengan dengan terjadinya perubahan -perubahan sosial yang berlangsung secara berkesinambungan dengan hasil-hasil penemuan manusia itu sendiri. Sementara itu orang-orang desa mulai menyadari dengan lebih mendalam akan perlunya kesempatan dan tata cara berpikir baru, perencanaan terhadap kerjasama utau gotong royong untuk memecahkan berbagai macam problema. Dengan itu mereka akan memperoleh pengalaman bahwa dengan bergotong royong itu akan melakukan hal-hal yang lebih banyak dan lebih efektif dari pada cara perseorangan.